Ekstrakurikuler Coding dan Robotik, Membangun Literasi Teknologi Sejak Dini

Ekstrakurikuler Coding dan Robotik, Membangun Literasi Teknologi Sejak Dini.Global Islamic School (GIS) Yogyakarta menghadirkan sebuah inovasi pendidikan yang sangat relevan dengan perkembangan zaman, yakni melalui program ekstrakurikuler coding dan robotik. Program ini dirancang khusus untuk menumbuhkan minat, literasi, dan keterampilan teknologi pada siswa sejak usia dini. Dengan adanya kegiatan ini, GIS berupaya membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, keterampilan pemecahan masalah (problem solving), serta kreativitas yang sangat dibutuhkan dalam era digital saat ini.

Salah satu pengajar di GIS menjelaskan bahwa tujuan utama dari adanya ekstrakurikuler coding dan robotik adalah untuk mengajak anak-anak memahami logika berpikir dan cara kerja teknologi secara menyenangkan dan aplikatif. “Dengan robotik, mereka belajar sains dan matematika secara praktis. Sedangkan dengan coding, anak-anak diasah logika dan kreativitasnya secara menyenangkan,” jelas pengajar tersebut. Program ini dianggap mampu menghubungkan teori-teori pembelajaran dengan praktik langsung sehingga siswa lebih mudah memahami konsep-konsep teknologi yang mungkin terdengar abstrak jika hanya diajarkan secara teori.

Sistem Pembelajaran Fleksibel Berbasis Kemampuan Siswa

GIS menerapkan sistem pembelajaran yang sangat fleksibel dan adaptif terhadap kemampuan setiap siswa. Dalam satu kelas ekstrakurikuler coding dan robotik, siswa dari berbagai jenjang belajar bersama-sama. Namun, pengajaran dilakukan secara individual sesuai dengan tingkat penguasaan masing-masing anak. Contohnya, jika seorang siswa pada pertemuan tertentu baru mampu melakukan perakitan robot, maka fokus pembelajaran pada saat itu adalah merakit robot terlebih dahulu. Pada pertemuan berikutnya, baru diajarkan bagaimana robot tersebut berfungsi dan bergerak sesuai dengan pemrograman yang dibuat.

“Kalau ada siswa yang baru mulai belajar merakit robot, mereka fokus pada proses perakitan dulu. Selanjutnya kami ajarkan bagaimana robot itu bisa berjalan dan berfungsi dengan kode yang mereka buat,” ungkap pengajar. Model pembelajaran ini diterapkan juga pada siswa SMP yang tergabung di kelas ekstrakurikuler, dengan pemisahan fokus antara coding dan robotik sesuai dengan ketertarikan dan kemampuan mereka.

Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar secara bertahap dan sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga tidak ada siswa yang merasa tertinggal atau terlalu terbebani oleh materi yang terlalu sulit.

Ekstrakurikuler coding dan robotik di GIS diadakan sekali seminggu dengan durasi antara 60 sampai 90 menit, tergantung pada jadwal sekolah. Dalam waktu tersebut, siswa bekerja pada satu proyek robotik yang biasanya memerlukan waktu antara 2 sampai 4 pertemuan untuk diselesaikan. Lama penyelesaian proyek bergantung pada tingkat kesulitan dan kompleksitas robot yang dibuat.

Sebagai contoh, proyek robot sederhana seperti mobil sensor cahaya bisa selesai dalam dua minggu, sementara proyek yang lebih rumit seperti robot deteksi rintangan (obstacle detection robot) atau robot line follower memerlukan waktu hingga empat minggu untuk diselesaikan. Proses pengerjaan proyek ini mengajarkan siswa ketekunan, kerja sama, dan kemampuan problem solving yang sangat penting di dunia teknologi.

Respons dan Antusiasme Siswa terhadap Pembelajaran Teknologi

Respon siswa terhadap ekstrakurikuler coding dan robotik ini sangat positif dan menunjukkan antusiasme yang tinggi. Meskipun awalnya beberapa siswa merasa takut atau bingung saat diperkenalkan dengan robot dan pemrograman, ketertarikan mereka meningkat tajam setelah mereka melihat robot yang mereka rakit bisa bergerak atau mengeluarkan suara sesuai dengan kode yang mereka tulis.

Pengajar menuturkan, “Anak-anak sangat suka bagian merakit dan melihat hasilnya secara langsung. Bahkan yang biasanya pendiam jadi lebih aktif dan antusias belajar. Ada juga yang sampai ingin membawa pulang robotnya untuk diperlihatkan kepada orang tua mereka.” Namun demikian, pengajar juga mengakui bahwa ada hari-hari tertentu di mana antusiasme anak menurun, terutama saat sesi coding yang dianggap lebih sulit dan abstrak oleh sebagian siswa. Untuk mengatasi hal ini, pengajar menerapkan metode pengajaran yang menyenangkan dan interaktif agar pembelajaran tetap menarik.

Sebagian besar perangkat pembelajaran yang digunakan di ekstrakurikuler coding dan robotik di GIS disediakan oleh sekolah dan mitra penyelenggara. Beberapa perangkat yang digunakan meliputi robot Ukit, aplikasi coding Scratch dan PictoBlox, serta aplikasi edukasi Ukid Edu. Selain itu, laptop atau tablet juga menjadi perangkat pendukung penting untuk proses belajar coding. Peralatan tambahan seperti sensor dan kabel juga disediakan agar siswa dapat mengerjakan proyek robotik dengan optimal.

Dalam ceri188 permainan slot online Gacor resmi ceri188, tingkat kemenangan ceri188 yang berbeda-beda dapat disesuaikan dengan gaya ceri188 login masing-masing individu. Tentu saja, selalu ada cara ceri188 untuk meningkatkan ceri188 dan meraih kemenangan yang layak ceri188 slot. Di penyedia Pragmatic, anda dapat menemukan berbagai jenis permainan ceri188 slot login dengan jumlah kemenangan ids388 yang berbeda-beda dan tingkat keseruan ceri188 alternatif yang berbeda-beda. Rasakan keseruan ceri188 permainan ini disini ceri188 link alternatif

Leave a Reply